Untuk usaha agribisnis berskala kecil mungkin pemilihan lokasi produksi tidak menjadi prioritas, karena umumnya produksi dilakukan di daerah berdomisili para petani. Namun, usaha agribisnis berskala menengah ke atas, seperti perusahaan perkebunan, peternakan, perikanan, dan dikelola oleh perusahaan dengan modal investasi yang berjumlah besar, maka pemilihan lokasi tersebut akan besar pengaruhnya bagi keberhasilan dan kesinambungan usaha. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi ialah ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan prasarana dan saran fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan ketersediaan intensif wilayah.
Ketersediaan tenaga kerja mencakup jumlah, spesifikasi dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan, serta tingkat upah regional dan peraturan-peraturan daerah mengenai ketenagakerjaan. Jumlah tenaga keja yang ada di suatu wilayah menjadi pertimbangan akan kecukupan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi, terutama berkaitan dengan tenaga kerja buruh atau tenaga kerja harian. Kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan. Spesifikasi dan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin aagar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Tingkat upah regional dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan di daerah tersebut juga harus menjadi pertimbangan. Tingkat upah regional sangat berpengaruh kepada biaya tenga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Peraturan-peraturan ketenagakerjaan juga berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaan dalam kaitannya dengan pemanfaatan tenaga kerja.
Ketersediaan prasarana dan sarana fisik penunjang, seperti transportasi dan perhubungan, komunikasi, penerangan, serta pengairan atau sumber air, sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam keputusan-keputusan lokasi tersebut. Sifat-sifat dan karakteristik produk-produk pertanian dan perlengkapannya, input-input dan saran produksinya yang kamba (voluminous) menyebabkan ketersediaan prasarana dan sarana fisik tersebut menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Produk pertanian yang umumnya tidak tahan lama memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepat menuju ke lokasi konsumen. Begitu juga keberadaan alat telekomunikasi akan menjadi penting untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.
Pertimbangan lainnya ialah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi produksi dekat dengan lokasi pemasaran, terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahan lama, seperti produk hortikulutra. Walupun demikian, pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas dengan teknologi daya tahan produk dapat diperpanjang dan jarak relative dapat diperpendek dengan alat-alat pengangkutan yang cepat.
Selanjutnya, insentif wilayah juga merupakan faktor pertimbangan dalam menetapkan keputusan lokasi produksi. Insentif wilayah sangat terkait dengan kebijakan pemerintah daerah yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan operasi produksi tersebut. Kebijakan pajak, kebijakan dan peraturan tenaga kerja, kebijakan investasi, budaya pelayanan public, dan efktivitas pelayanan public (debirokrasi), dan lain-lain merupakan insentif wilayah yang memiliki daya tarik bagi investor untuk berusaha di daerah tersebut.
Terima kasih sangat membantu saya
BalasHapusMaskih banyak ya Jasa Pembuatan Online Shop dan Jasa Pembuatan Website Online Shop - serta Jasa Pembuatan Website Murah - Jasa Pembuatan Website Toko Online - Grosir Jilbab Murah serta Jilbab Instan Terbaru juga Jasa Pembuatan Toko Online
BalasHapus