your agriculture

Senin, 10 Januari 2011

Manfaat Jeruk


Buah jeruk bukan hanya dinikmati rasanya yang segar saja, melainkan buah jeruk juga sebagai pelepas dahaga dan sebagai buah pencuci mulut. Ternyata buah jeruk juga memiliki khasiat ganda, yaitu di samping dapat diolah menjadi minuman atau makanan juga dapat dimanfaatkan untuk obat. Misalnya jeruk nipis untuk menurunkan demam, dengan cara mengompreskan cairan jeruk di kening orang menderita sakit. Air buah jeruk juga dapat dipakai untuk tetes mata penyembuh radang, setelah dicampur dengan air bersih. Jeruk nipis juga dapat diperas dan dicampur dengan air panas untuk dijadikan minuman segar.

Sehubungan dengan tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk, maka buah jeruk dapat diolah menjadi tablet-tablet vitamin C atau dimakan langsung untuk menyembuhkan penyakit ging givatis (gusi berdarah) dan penyakit influensa. Air jeruk juga baik untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang pada anak-anak, karena kadar phospor dan kapur cukup tinggi. Minum air jeruk sesudah makan pagi, akan menyehatkan badan memperkuat daya tahan kulit terhadap sengatan matahari. Di dalam negeri, pada umumnya buah jeruk dimakan satu per satu setelah dikupas, tetapi di luar negeri disajikan sebagai “juice”. Buah jeruk nipis di samping dapat dicampur dengan air teh panas, juga dapat dicampur sebagai penyedap sup atau soto ayam.

Tanaman jeruk nipis (pecel) ternyata bukan hanya buahnya saja yang bermanfaat, daunnya pun bermanfaat yakni dengan memotong daun jeruk tersebut lembut-lembut untuk ramuan penyedap kripik kacang (bhs jawa = rempeyek) dan keripik tempe, sup/gulai kambing dan lain sebagainya. Kulit buah jeruk sering digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk campuran sabun pencuci piring, untuk menghilangkan bau anyir pada permukaan piring.

Jumat, 07 Januari 2011

Bunga dan Buah pada Tanaman Jeruk


A. Bunga

Tanaman jeruk di Indonesia pada umumnya dapat berbunga setiap waktu, hal ini disebabkan oleh keadaan tanah dan iklim yang cocok. Tanaman jeruk biasanya berbunga lebat sekali pada bulan Oktober dan November. Frekuensi pembungaan jeruk pada setiap tahunnya dapat mencapai 3 – 4 kali. Khusus untuk jeruk nipis dan citroen setiap waktu dapat berbunga.

Bunga jeruk memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

· Kebanyakan bunga berbentuk majemuk dalam 1 tangkai.

· Tiap kuntum bunga berkelamin 2 jenis.

· Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan disusul putik-putik bunga.

· Bunga jeruk kebun berwarna putih, kecuali warna bunga jeruk nipis dan jeruk purut kemerahan hingga keunguan.

· Berbau harum karena banyak mengandung Nectar (madu).

B. Buah

Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong sedikit memanjang. Tangkai buah rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah dikupas. Dinding kulit buah jeruk berpori-pori, terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi pectin. Kadar pectin yang paling tinggi terdapat pada jeruk Garut, yakni 3% - 3,5%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan jeruk Siam dan jeruk Bali. Kandungan pectin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut Albedo. Meskipun demikian, pada kulit jeruk lapisan luar (flavedo) dapat juga dimanfaatkan untuk diambil pectinnya. Pectin pada buah jeruk ada 2 macam, yakni pectin yang bermektosi tinggi dan pectin yang bermektosi rendah. Pectin ini biasanya sering dipakai untuk penderita penyakit gula. Metoksi pectin dari kulit jeruk ini dapat mencapai 9%, dan dapat berfungsi sebagai unsure utama pengikat air.

Kamis, 06 Januari 2011

Sejarah Tanaman Jeruk


Tanaman jeruk sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan di negara-negara tropis Asia lainnya. Sebab tanaman jeruk memang berasal dari negara-negara tropis Asia, termasuk di wilayah Indonesia. Maka tidak mengherankan, kalau orang-orang dari Eropa tertarik terhadap jeruk Indonesia dan kawasan Asia umumnya.

Buah jeruk dari kawasan Asia memiliki warna dan bentuk yang khas dan menarik. Di Eropa, umumnya hanya dikenal jeruk “Citroen” yaitu pada tahun ± 300 SM. Jeruk manis baru dikenal pada tahun 1.400 M. Sedangkan jeruk manis dan jeruk keprok Mandarin telah lama dikenal dan ditanam di negara China. Jeruk manis yang sudah lama dikenal dan ditanam lebih dari 27 macam, di samping jenis-jenis jeruk lainnya. Bukti lain yaitu dengan ditemukannya biji-biji jeruk oleh V. Frimmel, yang ternyata biji jeruk Citroen, sudah ada sejak ± 400 SM. Setelah diselidiki ternyata biji jeruk citroen ini dibawa oleh orang-orang Mesir pada zaman Firaun dari daerah Asia dan kepulauan di sekitarnya. Untuk jenis jeruk “Sour Orange” dan lemon (nipis) baru dikenal di Eropa sesudah jeruk citroen. Kedua jenis jeruk ini tersebar ke seluruh Eropa Selatan pada waktu berkembangnya agama Islam dari Afrika Utara terus ke Spanyol. Jenis jeruk manis baru dikenal orang Eropa sesudah jeruk manis ini lama diusahakan oleh bangsa India dan mereka berjasa dalam usaha penyebarannya ke benua Amerika yang sekarang mempunyai “Citroen Industri” yang sangat terkenal.

Di indonesia sejarah tanaman jeruk tidak begitu dikenal. Tanaman jeruk yang ada sekarang ini adalah peninggalan dari zaman penjajahahan Belanda. Mereka mendatangkan jeruk-jeruk manis dan keprok dari Amerika, Italia. Namun sampai sekarang beberapa jenis jeruk Indonesia tidak begitu jelas dari negara man asalnya. Terutama jenis jeruk Siam, jeruk Garut dan jeruk Batu. Kemungkinan lain bahwa Indonesia beberapa tahun yang lalu telah menerima bibit-bibit dari negara China maupun India, Birma, dan vietnam. Sedangkan untuk jenis jeruk Grape Fruit dan Van Quick, manis besar, jeruk Pacitan dikatakan asli dari Pulau Jawa. Pernyataan ini besar sekali kemungkinannya bahwa sebelum Belanda berusaha untuk memperbanyak jenis jeruk di Indonesia, jenis-jenis tersebut di atas sudah ada.

Rabu, 05 Januari 2011

Pengembangbiakan Mangga secara Generatif



Penanaman mangga yang paling mudah adalah dengan cara menanam biji. Kebanyakan pohon-pohon mangga yang berumur sampai berpuluh-puluh tahun, pohonnya menjadi sangat besar dan kuat, bibitnya berasal dari biji. Pohon mangga yang berasal dari biji mempunyai akar tunggang yang kuat dan menjalar ke segala arah sampai berpuluh-puluh meter panjangnya.

Agar lembaga di dalam pelok cepat tumbuh dan mengeluarkan akar yang kuat, lurus masuk ke dalam tanah, sehingga menumbuhkan tunas yang sehat dan lurus ke atas, diperlukan perhatian atau cara-cara sebagai berikut:

· Sebelum dilakukan penanaman, pelok harus dikupas kulit luarnya terlebih dahulu, kemudian dikeringkan di bawah terik matahari selama 2 – 3 hari. Pengupasan kulit tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lembaga.

· Biji ditanam sedalam 3 – 4 cm dengan posisi tengkurap, permukaan pelok rata dengan permukaan tanah.

Semua biji (pelok) yang dipersiapkan sebagai benih harus dipilih dari buah yang sungguh-sungguh sudah masak.

Tetapi usaha pembibitan mangga dengan biji masih tetap diperlukan dan masih banyak dirasakan manfaatnya terutama untuk kepentingan bibit okulasi, yaitu berfungsi sebagai batang bawah.

Usaha pengembangbiakan tanaman mangga secara generatif telah banyak dilakukan petani mangga sejak zaman dahulu hingga sekarang. Di samping itu ada juga yang tumbuh secara alamiah atau sengaja ditanam manusia.

Beberapa keuntungan pengembangbiakan mangga secara generatif.

· Kondisi tanaman dari biji biasanya relatif lebih kuat, sehat dan berumur panjang.

· Perlakuannya mudah dan murah

· Dapat diperoleh varietas baru yang baik

· Pada biji poli-embrional dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan sifat dari induknya

Beberapa kelemahan pengembangbiakan mangga secara generatif.

· Tidak cepat berbuah

· Varietas baru yang muncul belum tentu baik

· Biji mono-embrional belum tentu mempunyai sifat yang baik seperti induknya

· Untuk mengetahui kualitasnya membutuhkan waktu yang cukup lama, demikian juga soal ketahanan terhadap hama dan penyakit.

Selasa, 04 Januari 2011

Cara-Cara Pengaturan Jarak Tanam Pohon Mangga



Ada berbagai cara pengaturan jarak tanam untuk pohon mangga, yaitu:

1. Cara Bujur Sangkar

2. Cara Diagonal (Quincunx)

3. Cara Contour

Berikut penjelasan dari berbagai cara di atas:

1. Cara Bujur Sangkar

Cara pengaturan tanaman mangga dengan menggunakan cara bujur sangkar ini sangat cocok untuk tanah di daerah dataran rendah, dalam keadaan lapang, dengan laju kecepatan angin lemah sampai sedang. Kelebihan cara ini adalah akan mempermudah cara pemeliharaan dan pemetikan hasil. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa penyebaran hama penyakit cepat sekali.

Ukuran penanaman yang paling tepat dengan cara bujur sangkar ini adalah 13 x 13 m. Jadi, untuk lahan seluas 1 ha (10.000 m2) dapat ditanami tanaman mangga sebanyak kurang lebih 59 pohon.

2. Cara Diagonal

Jarak tanam diagonal (Quincunx) adalah sama dengan cara bujur sangkar, hanya pada titik potong diagonal (tepat di tengah) diberi tanaman yang berumur pendek. Jika mahkota daun tanaman-tanaman tersebut sudah saling bersinggungan, maka tanaman yang di tengah-tengah sebaiknya segera dipotong atau dibongkar.

Kelebihan dari cara ini adalah

· Kapaisatas tanam untuk areal 1 ha, dengan jarak tanam 13 x 13 m dapat dilipatgandakan, yakni dari sebanyak 59 pohon dapat menjadi 100 – 105 pohon.

· Hasil yang diperoleh juga akan meningkat.

Kelemahan dari cara ini adalah

· Untuk melakukan pemeliharaan dan pembongkaran tanaman di tengah-tengah, akan memakan waktu yang cukup banyak.

· Penyebaran hama dan penyakit lebih cepat dan pemberantasannya pun menjadi lebih sulit.

3. Cara Garis Ketinggian (Contour)

Menanam pohon mangga pada perkebunan besar, yang kondisi tanahnya miring kurang dari 30˚, dapat menggunakan cara garis contour (ketinggian). Sebelum penanaman dimulai, lebih baik dibangun terasiring, sekaligus pengolahan tanah dan pengadaan drainase. Untuk menentukan jarak tanaman antara teras yang satu dengan yang lain memang agak sulit, maka di sini tidak perlu pengaturan jarak tanam bujur sangkar, melainkan cukup disesuaikan dengan keadaan lahan. Yang penting jarak antar tanaman yang satu dengan yang lainnya kira-kira 14 meter, diambil dari jarak samping kiri – kanan dan muka – belakang.

Keuntungan dari cara ini adalah:

· Dapat mencegah erosi dan menyelamatkan lapisan bunga tanah yang ada.

· Mempermudah pemeliharaan khususnya untuk pangkas produksi.

· Tanaman bisa memperoleh cahaya matahari secara leluasa karena tanpa ada cabang atau daun tanaman lain yang menghalangi, sehingga masing-masing pohon dapat melakukan proses pemasakan dengan sempurna.

Kelemahan dari cara ini adalah:

· Banyaknya tenaga dan waktu yang terbuang, terutama pada saat pengolahan tanah dan selama penanaman berlangsung.