your agriculture

Rabu, 29 Desember 2010

Penyediaan dan Pengolahan Tanah



Semua petani mangga ataupun para peminat lainnya, sebelum memulai bercocok tanam mangga secara besar-besaran dengan areal yang luas, maupun yang hanya menanam di sekitar pekarangan saja, maka perlu sekali melihat kondisi tanah yang akan ditanami. Mereka harus memperhatikan, mulai dari jenis tanah, pH tanah, ketebalan lapisan tanah atas kondisi air tanah serta derajat kemiringan tanah.
Jenis tanah yang padat (liat), pH tanah yang terlalu masam, terutama tanah di rawa-rawa dengan ketebalan pada lapisan tanah atas yang tipis, serta kondisi air tanah yang letaknya lebih dalam dari 200 cm dari permukaan tanah tidak lagi dapat dihisap oleh akar pohon buah-buahan. Kondisi semacam itu tidak akan menguntungkan bagi tanaman buah-buahan, khususnya tanaman mangga.
Apabila kita ingin membuka kebun buah-buahan, areal atau media tanam harus dipersiapkan dengan matang. Sebab hanya pada tanah yang suburlah tanaman buah-buahan dapat tumbuh dengan baik, termasuk tanaman mangga. Pada umumnya tanah yang banyak mengandung zat hara adalah tanah yang berasal dari letusan gunung berapi.
Tanah yang kurang subur, dapat ditambahkan pupuk kandang atau pupuk hijau. Agar supaya tanaman itu di kemudian hari bisa tumbuh subur, kecuali diberi pupuk, seluruh kebun juga harus dibajak atau dicangkul.
Bagi tanah yang pembuangan airnya kurang baik, harus diusahakan ada drainase (saluran pembuangan air). Hal semacam ini sering dialami di daerah dataran rendah, dan kondisi tanahnya padat. Tanah yang kurang subur akibat kandungan humusnya sangat rendah, atau tanahnya padat, maka tanah tersebut bisa ditanami tanaman yang dapat menghasilkan pupuk hijau.
Cara pengerjaan tanah yang akan ditanami tanaman mangga yang berasal dari bibit okulasi, berbeda dengan pengerjaan tanah yang bibitnya berasal dari bibit cangkokan. Pengerjaan tanah untuk bibit okulasi harus lebih dalam daripada yang bibitnya berasal dari cangkokan. Sebab pertumbuhan akar dari bibit cangkokan melebar, sedangkan yang okulasi lebih dalam. Setelah tanah itu selesai deikerjakan maka mulai dipasang ajir dan menentukan jarak tanam. Dengan pengajiran dan melakukan pengaturan jarak tanam ini, maka jumlah bibit yang diperlukan untuk ditanam bisa diperhitungkan.

Selasa, 28 Desember 2010

Daun pada Pohon Mangga




Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan (piring) daun. Badan daun bertulang-tulang dan berurat-urat; antara tulang dan urat tertutup daging daun atau hijau daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tidak terhingga banyaknya. Di dalam sel yang terletak pada permukaan daun terdapat butir-butir yang halus berwarna hijau. Butir-butir ini dinamakan butir hijau daun atau butir chlorophyl, yang pembentukannya dipengaruhi oleh kesuburan tanaman serta banyaknya sinar matahari yang dapat diterima.
Daun mangga diselimuti oleh kulit tipis yang tidak terlihat dengan mata telanjang, yang dinamakan kulit air. Kulit ari ini berlubang-lubang kecil yang dinamakan mulut kulit. Melalui kulit inilah udara dapat ke luar atau masuk ke dalam badan daun. Tiap-tiap bagian tanaman mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Fungsi dari daun adalah: 1) untuk bernafas; 2) untuk asimilasi.
1. untuk bernafas
Hampir semua bagian tanaman melakukan pernapasan. Bukan hanya daun yang mempunyai fungsi pernapasan, tetapi juga batang, bunga dan akar-akarnya. Untuk memungkinkan akar bernapas, maka harus selalu tersedia udara segar di dalam tanah. Jadi dalam hal ini pengolahan tanah sangat penting agar memungkinkan akar dapat bernapas dengan baik.
Proses pernapasan ini sangat bergantung dari temperatur. Pada temperatur rendah atau udara sangat dingin, praktis pernapasan terhenti. Jika hal ini terjadi pada daun, maka pada daun tersebut akan terjadi pembakaran. Zat-zat yang terbakar dan keluar dari tanaman tersebut adalah zat gula. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
Pada proses pernapasan, tanaman mendapatkan energi untuk melakukan fungsi demi kelangsungan hidup seperti pertumbuhan, pengambilan air, pembuatan zat makanan dan lain-lain.
2. Assimilasi
Proses assimilasi adalah kelebihan dari pernapasan. Kalau pada pernapasan terjadi oksidasi dari zat gula, maka pada assimilasi terjadi pembentukan zat gula. Tanaman selain mendapatkan energi dari hasil pernapasan, juga dari matahari yang merupakan sumber energi besar. Jika matahari bersinar terang dan suhu tidak terlalu rendah, maka di dalam daun terjadi suatu proses yang dinamakan assimilasi. Dengan adanya zat-zat hijau daun dan sinar matahari, maka tanaman membentuk zat gula dari CO2 dari udara dan air dari tanah lewat akar. Reaksi ini disebut fotosintesis atau assimilasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O 6C2H12O6 + 6O2
Fungsi zat hijau daun (klorofil) adalah menghisap cahaya matahari yang tak dapat dilakukan oleh CO2. O2 keluar melalui mulut daun, sedang zat gula melalui pembuluh tapis dikirim ke bagian-bagian lain dari tanaman. Seringkali pada tanaman terjadi pembentukan zat gula yang berkelebihan, yang dikirim ke lain-lain bagian; kelebihan ini dirubah menjadi zat pati. Pada malam hari, proses assimilasi berhenti karena tidak ada sinar matahari, maka zat pati dirubah kembali menjadi zat gula dan dikirim lagi ke bagian-bagian tanaman. Sebagian zat gula ini terdapat di dalam bagian-bagian tertentu dari tanaman, umpama: buah. Sebagian lagi dirubah menjadi zat putih telur. Jika diteliti bagian-bagian tanaman secara kimia, ternyata sebagian besar dari bagian-bagian tersebut terbentuk dari zat-zat yang dihasilkan dalam proses assimilasi.
Zat arang sebagai CO2 adalah bagian terpenting dari assimilasi. Arang sebagai bahan bakar adalah sisa-sisa dari tanaman, dan kalau dibakar akan berubah menjadi CO¬2 dan ini akan diambil oleh tanaman kembali dari udara.

Minggu, 26 Desember 2010

Akar pada Tanaman Dikotil




Tanaman dikotil berakar tunggang yang bercabang-cabang; dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Karena pengaruh gravitasi, akar tunggang tumbuh lurus ke bawah. Pertumbuhan cabang-cabang pada akar tunggang tadi membentuk sudut. Sedangkan pertumbuhan cabang yang kecil-kecil arahnya tidak menentu. Di samping itu arah akar dipengaruhi oleh keadaan tanah, lapisan batuan, celah-celah air dan sebagainya.
Kegunaan akar:
• Menguatkan tegaknya pohon atau tanaman.
• Menyerap zat-zat makanan dari dalam tanah.
• Alat pernapasan dalam tanah.
Cara mengambil zat-zat makanan dari dalam tanah adalah dengan bulu-bulu akar. Adapun prosesnya adalah sebagai konsentrasi larutan makanan dalam sel-sel bulu akar lebih tinggi daripada konsentrasi larutan dalam tanah. Oleh karena pengaruh osmose,maka masuklah larutan zat garam dari dalam tanah ke sel–sel bulu akar.
Tidak semua makanan dalam tanah itu diambil oleh bulu-bulu akar, hanya yag dibutuhkan oleh tanaman itu saja yang diambil. Jadi bulu-bulu akar ini dapat memilih makanan mana yang baik bagi kebutuhan tanaman.
Selain daripada itu bulu-bulu akar dapat pula menghancurkan makanan yang belum hancur. Dari dalam bulu akar dapat dikeluarkan semacam jenis asam yang dapat menghancurkan makanan tadi sehingga dapat dihisap oleh tanaman.

Selasa, 21 Desember 2010

Apakah hubungan Angin dan Ketinggian Tempat terhadap Pohon Mangga?




Angin akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga. Karena tiupan angin yang kencang akan mempengaruhi dan mempercepat penguapan air dari tanah. Sehingga dari tanah yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan secara optimal menjadi berkurang. Akibatnya banyak buah yang rontok, dan cabang-cabangnya pun banyak yang patah. Bahkan kadang-kadang pohon pun bisa roboh sekaligus dengan akarnya akibat tiupan angin yang kencang. Untuk menghindari tiupan angin yang kencang, tepi kebun mangga harus ditanami tanaman yang tingginya melebihi tanaman mangga. Pohon tersebut harus mempunyai sistem perakaran yang tegak lurus ke bawah dan dalam. Di samping itu, pemeliharan tanaman pelindung perlu sekali, tetapi tidak boleh tumbuh terlalu liar, sebab hal ini akan menggangggu pertumbuhan tanaman mangga itu sendiri.
Tanaman mangga dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat lebih kurang 1.300 m dari permukaan laut. Akan tetapi di daerah yang tinggi, produksinya tidak begitu banyak, dan kualitasnya pun tidak baik. Jika kita ingin mengusahakan tanaman mangga yang produksinya optimal, sebaiknya ditanam pada suatu areal yang memilliki ketinggian maksimal 500 m di atas permukaan laut.
Masa berbunga tanaman mangga juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena letak geografis Indonesia berada di daerah tropis dengan posisi 11˚ lintang utara atau 6˚ lintang selatan, maka setiap kenaikan kira-kira 130 m, di tempat pohon mangga itu ditanam, masa pembungaan tanaman tersebut akan tertunda selama 4 hari. Hal ini sesuai dengan letak Indonesia yang berada di daerah tropis. Apabila tanaman mangga berada atau tambah satu derajad ke selatan atau ke utara, masa pembungaannya akan tertunda 4 hari.

Senin, 20 Desember 2010

Pengaruh Curah Hujan terhadap Pertumbuhan Pohon Mangga



Keadaan volume curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga dan proses produksi pembentukan bunga dan buah. Kalau pada waktu musim bunga dan masa berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman akan tumbuh dengan baik dan proses produksi akan berlangsung dengan baik pula. Sebaliknya, apabila pada waktu musim bunga, banyak turun hujan, berawan dan banyak kabut, proses pembentukan buah akan terganggu. Di samping itu, keadaan tersebut akan merangsang timbulnya hama dan penyakit yang penyebarannya cepat sekali.
Jadi, pada prinsipnya curah hujan hanya diperlukan pada waktu tidak musim bunga,yaitu pada masa pertumbuhan vegetatif untuk memacu pertumbuhan cabang, ranting serta tunas-tunas baru. Jumlah curah huja tidak begitu penting pada waktu musim bunga, tetapi kalau ternyata masih juga turun hujan sedikit, justru baik untuk pertumbuhan bunga, sebab akan menciptakan suasana udara sejuk, tetapi tidak lembab.
Prosentase pembagian curah hujan setiap tahun secara alami sangat penting pengaruhnya terhadap proses pembungaan. Sebab masa primordia bunga akan terjadi setelah musim hujan, sekurang-kurangnya setiap tahun kira-kira 10.000 mm, dan musim kering lebih kurang empat sampai enam bulan dengan curah hujan rata-rata melebihi 60 mm setiap bulan. Jika dalam jangka waktu yang cukup lama tidak ada hujan, maka pada areal tanaman dapat dibantu dengan pengairan. Sebab kalau kondisi kadar air tanah terlalu kering, bunga mangga dapat menjadi layu dan akhirnya pun kering.
Beberapa pengaruh curah hujan yang kurang menguntungkan pada waktu musim bunga adalah:
1. Air hujan akan mencuci butir-butir tepung sari dan akhirnya tepung sari tersebut jatuh bersama air hujan.
2. Hujan yang terlalu lebat bisa menyebabkan luka pada permukaan tubuh bunga, dan bahkan bisa merontokkan bunga.
3. Volume curah hujan yang tinggi mengakibatkan udara menjadi lembab, sehingga menimbulkan serangan cendawan dan wereng mangga yang lebih hebat, akhirnya banyak bunga maupun buah yang rontok dan panen pun gagal.
4. Selama hari-hari hujan, serangga penyerbuk tinggal diam bermalas-malasan, praktis mereka tidak melakukan penyerbukan, karena tidak dapat terbang.
5. Pada waktu hari-hari banyak awan, radiasi (pemancaran) panas matahari yang diterima bumi lalu dipantulkan, namun tertahan awan sehingga temperatur udara naik, dan udara menjadi tidak sejuk lagi (gerah). Peristiwa ini menimbulkan titik-titik uapan air panas yang banyak, yang bisa memacu pertumbuhan cendawan, akibatnya bunga atau pun buah mudah rontok.
6. Banyaknya embun dan kabut pun akan menggagalkan panenan, karena peristiwa ini juga mengakibatkan banyak bunga dan buah yang rontok seperti pada waktu banyak hujan.

Rabu, 15 Desember 2010





RESIDU PESTISIDA PADA PRODUK PERTANIAN
Penggunaan pestisida pada sektor pertanian memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan kehidupan. Beberapa jenis pestisida mengandung sifat karsinogenik (penyebab kanker), terotogenik (perusak syaraf) dan perusak sistem endokrin. Serangga sebagai kelompok terbesar di dunia binatang memiliki daya tahan dan daya lenting yang tinggi dalam mengatasi berbagai tekanan lingkungan, termasuk tekanan akibat penggunaan pestisida.
Pestisida mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain, yaitu antara lain:
• Dapat diaplikasikan dengan mudah
• Dapat diaplikasikan hampir di setiap tempat dan waktu
• Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat
• Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
• Mudah diperoleh

Pestisida juga harus diwaspadai karena dapat memberikan dampak negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu antara lain:
 Keracunan dan kematian pada manusia
 Keracunan dan kematisn pada ternak dan hewan piaraan
 Keracunan dan kematian pada satwa liar
 Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
 Keracunan dan kematian pada biota tanah
 Keracunan dan kematian pada tanaman
 Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
 Pencemaran lingkungan hidup
 Terhambatnya perdagangan hasil pertanian



Pengendalian Hama Terpadu adalah sebagai berikut:
 Pengendalian Secara Biologis
 Penggunaan Varietas Tahan Hama
 Pengendalian Secara Mekanis
 Pengendalian Secara Kultur Teknis
 Pengendalian Tingkah Laku Hama
 Pengendalian Secara Genetik


KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Tingkat kerusakan lingkungan berada pada kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Seperti halnya pada:
 Terus menurunnya kondisi hutan Indonesia
 Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai)
 Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak
 Citra pertambangan yang merusak lingkungan
 Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity)
 Pencemaran air semakin meningkat
 Kualitas udara
 Sistem pengelolaan hutan secara berkelanjutan belum optimal dilaksanakan
 Lemahnya penegakan hukum
 Rendahnya kapasitas pengelola kehutanan
 Belum berkembangnya pemanfaatan hasil hutan non-kayu dan jasa-jasa lingkungan
 Potensi kelautan belum didayagunakan secara optimal
 Merebaknya pencurian ikan dan pola penangkapan ikan yang merusak
 Pengelolaan pulau-pulau kecil belum optimal
 Sistem mitigasi bencana alam belum dikembangkan
 Ketidakpastian hukum di bidang pertambangan
 Tingginya tingkat pencemaran dan belum dilaksanakannya pengelolaan limbah secara terpadu dan sistematis
 Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan

Untuk mengatasi permasalahan ini, dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:
 Pengelolaan lingkungan bersama masyarakat
 Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat
 Peningkatan analisis AMDAL dalam setiap usaha
 Pengeloaan limbah yang baik

Pencemaran Tanah Pertanian
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Penyebab pencemaran tanah
 Limbah domestik padat berupa sampah anorganik.
Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral.
 Limbah industri
Limbah industry berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
 Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
Solusi untuk menanggulanginya adalah :
 Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Oleh karena itu, sangatlah bijaksana jika setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah yang berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
 Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas.
 Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan pendaur-ulangan sampah.
 Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida.

Alih Fungsi Lahan
Pengelolaan lingkungan pertanian merupakan upaya terpadu dan penyelesaian masalah alih fungsi lahan pertanian. Penggunaan lahan adalah merupakan setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumberdaya lahan, baik yang sifatnya menetap (permanent) maupun daur (cyclic) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Permasalahan Alih Fungsi Lahan
 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta petambahan penduduk menuntut perlunya penyediaan sumber daya untuk memenuhi konsumsi pangan dan areal pemukiman.
 Alih fungsi lahan disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global.
 Salah satu faktor penyebab indonesia lebih condong berkembang kearah pembangunan yaitu kebijakan pemerintah.
 Adanya kepentingan pribadi dari seorang investor untuk memanfaatkan banyaknya peluang bisnis demi meraih keuntungan. Kejadian tersebut yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, tidak hanya melibatkan tindakan seorang investor semata, akan tetapi didukung oleh kebijakan dari pemerintah daerah yang memberikan izin untuk membangun perumahan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara:
Menjaga keseimbangan atau ketersediaan sumberdaya alam, apabila kita sudah menggunakannya dan mendapatkan manfaatnya, jangan lupa untuk merawatnya dan melestarikannya kembali.

Senin, 13 Desember 2010

Pupuk Urea dan Amoniumsulfatnitrat (ASN)




Pupuk Urea
Pupuk Urea bagi keperluan dalam negeri telah dapat dipenuhi oleh pabrik-pabrik pupuk Indonesia. Indonesia dulu sebagai pengimpor pupuk ini, sekarang malah menjadi pengekspor. Pupuk urea merupakan persenyawaan kimia organik CO(NH2)2. Kadar N-nya 45% untuk perhitungan praktisnya dipergunakan patokan 45%, termasuk golongan pupuk yang higroskopis, dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa pada kelembaban relatif 73% sudah mulai menarik air dari udara. Berbentuk kristal (butir-butir) putih bergaris tengah ± 1 mm larut dalam air, yang dengan pengaruh dan peranan jasad renik di dalam tanah diubah menjadi amoniumkarbonat. Reaksi fisiologis urea adalah asam lemah, sedangkan Equivalent acidity-nya 80.
Pupuk ASN
ASN merupakan suatu pupuk N yang didistribusikan “RUHRSTICKSTOFF A.G.” Jerman, adalah garam rangkap dari amoniumsulfat dan amoniumnitrat. ASN disalurkan kepada para konsumen dalam bentuk kristal yang berwarna kuning sampi kuning kemerah-merahan.
Dapat dijelaskan pula bahwa pupuk ini sudah dikenal sejak sebelum berkecamuknya Perang Dunia ke II dengan nama Leunasalpeter. ASN termasuk golongan pupuk yang agak higroskopis, bereaksi fisiologis yang kemasamannya 2 kali dari masam urea, dan jika dibandingkan dengan masamnya ZA dapat dikatakan kurang. Angka pengapuran (equivalent acidity) ASN adalah 93.
Nilai ASN sebagai pupuk tidak banyak berbeda dengan ZA, hanya dalam hal ini keuntungannya yaitu kadar N-nya lebih tinggi, dan ¼ dari jumlah N tersedia dalam bentuk nitrat yang secara cepat dapat diserap oleh akar tanaman tanpa mengalami perubahan kimiawi terlebih dahulu. Lain halnya dengan amonium yang perlu mengalami terlebih dahulu proses nitrifikasi.

Minggu, 12 Desember 2010

Pengertian konservasi




Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survei, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
Pada konservasi tanah terdapat 2 macam :
• Konservasi tanah secara mekanik
• Konservasi tanah secara vegetative

A. Konservasi tanah secara mekanik
Konservasi tanah secara meknik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan yang ditujukan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi serta meningkatkan kelas kemampuan tanah. Teknik konservasi ini dikenal pula dengan sebutan metode sipil teknis.
Macam-macam konservasi tanah secara mekanik
1. Teras
Teras merupakan metode konservasi yang ditujukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Terdapat beberapa macam teras, yaitu
• Teras bangku yang berfungsi : 1) memperlambat aliran permukaan; 2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak; 3) meningkatkan laju inflasi; dan 4) mempermudah pengolahan tanah.
• Teras gulud yang berfungsi : untuk menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.
• Teras kredit adalah teras yang terbentuk secara bertahap karena tertahannya partikel-partikel tanah yang tererosi oleh barisan tanaman yang ditanam secara rapat seperti tanaman pagar atau strip rumput yang ditanam searah kontur.
• Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman terutama tanaman tahunan. Yang biasa diaplikasikan pada areal perkebunan. Fungsi dari teras individu adalah untuk mengurangi erosi dan meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman tahunan.
• Teras kebun merupakan jenis teras lain yang dirancang untuk tanaman tahunan khususnya tanaman buah-buahan yang bertujuan : 1) mengefesienkan penerapan teknik konservasi tanah dan 2) memfasilitasi pengelolaan lahan diantaranya fasilitas jalan kebun dan penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun.





2. Rorak
Rorak merupakan tempat/lubang penampungan atau peresapan air, dibuat di bidang
olah atau saluran peresapan ditujukan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagi permanen air hujan dan aliran permukaan.
3. Mulsa vertikal
Mulsa vertical juga dapat dikembangkan sebagai alternative untuk memudahkan pemanfaatan sisa tanaman di lahan pertanian. Pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa konvensional belum banyak diterapkan, karena beberapa kesulitan yang dialami oleh petani dalam membersihkan sisa tanaman sebelum melakukan pengolahan tanah dan menyebarkannya kembali diantara barisan tanaman,




4. Barisan Batu
Barisan batu yang dibuat mengikuti kontur dan berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mengurangi aliran permukaan serta erosi, dapat pula digolongkan sebagai teknik konservasi sipil teknis. Barisan batu dapat diterapkan pada tanah-tanah berbatu, sehingga barisan batu ini juga bias digunakan untuk memperluas bidang olah.
5. Bedengan
Bedengan akan efektif sebagai teknik konservasi tanah bila dibuat searah kontur.






B. Konservasi tanah secara vegetatif
Teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan secara vegetatif dalam bentuk pengelolaan tanaman berupa pohon atau semak, baik tanaman tahunan maupun tanaman setahun dan rumput-rumputan. Teknologi ini sering dipadukan dengan tindakan konservasi tanah dan air secara pengelolaan. (Sinukaban, 2003).


Kelebihan konservasi tanah secara vegetatif
• Memelihara kestabilan striktur tanah melalui system perakaran dengan memperbesar granulasi tanah
• Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi evaporasi
• Disamping itu dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.
• Memiliki nilai ekonomis sehingga dapat menambah penghasilan petani.
Kekurangan konservasi tanah secara vegetatif
• Tidak semua tanaman dapat digunakan untuk melaksanakan konservasi tanah secara vegetatif, sehingga secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelebihan konservasi tanah secara mekanik
• Praktis
• Mudah dilakukan
• Berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman

Kekurangan konservasi tanah secara mekanik
Tidak semua teknik konservasi tanah mekanik tidak dapat diterapkan untuk semua kondisi lahan, melainkan bersifat spesifik lokasi dan penerapannya harus disesuaikan dengan agroekosistem setempat.

KESIMPULAN
Bila dibandingkan antara konservasi tanah secara mekanik dan secara vegetatif, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun dari semua kelebihan dan kekurangan tersebut, konservasi tanah secara mekanik merupakan pilihan yang tepat bagi para petani, karena lebih banyak kelebihan dibandingkan dengan kekurangannya, dan resiko terhambatnya pertumbuhan tanaman cukup kecil bila dilakukan secara tepat.

Biologi dan Siklus Hidup Jamur Kuping




Jamur kuping memiliki tubuh buah mirip daun telinga manusia. Sebutan jamur kuping melekat pada jenis jamur yang memiliki tubuh buah (basadio-carp) mirip kuping (daun telinga). Jamur merupakan jenis “tanaman” yang tidak memiliki khlorofil. Namun jamur memiliki inti, berspora, dan merupakan sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang bersekat atau tidak bersekat yang disebut hifa (sehelai benang) atau miselium (kumpulan hifa).
Miselium jamur bercabang-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi pin head (tunas atau calon tubuh buah jamur) dan akhirnya berkembang (tumbuh) menjadi jamur (tubuh buah).
Tubuh jamur kuping bertangkai pendek dan tumbuh menempel pada substrat dengan membuat lubang pada permukaannya. Bentuk tubuh buah berupa lembaran bergelombang tidak beraturan dan agak rumit, besar seperti mangkok (cawan), dan lunak seperti selai, atau kenyal mirip belulang. Permukaan atas seperti beludru dan bagian bawah licin mengkilat. Kulitnya berlendir selama musim hujan dan tampak mengkerut pada musim kemarau. Bentuk tubuh buah (basidiocarp).
Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat gelatinous (kenyal), licin, lentur (elastis), berubah melengkung agak kaku dalam keadaan kering. Lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3 cm – 8 cm dan tebalnya sekitar 0,1 cm – 0,2 cm. Jamur kuping mencapai dewasa bila panjang (diameter) basidocarp mencapai 10 cm.
Karakteristik keluarga Aucularia adalah memiliki basidium berupa hypobasidium atau epibasidium yang masing-masing terdiri dari atas 4 sel. Semula inti diploid dari calon basidium membelah secara meiosis menjadi dua bagian. Setiap pembelahan inti selalu diikuti oleh penyekatan basidium menjadi dua sel. Selanjutnya, inti setiap sel membelah dan diikuti penyekatan sel yang bersangkutan sehingga terbentuk hypobasidium bersel 4 (empat).
Dari setiap sel hypobasidium, tumbuh epibasidium ynag panjang, searah dengan pertumbuhan hypobasidium, tumbuh sterigmata penghasih basidiospora. Selanjutnya, basidiospora tumbuh menjadi myselium yang akan berkembang menjadi dewasa yang dilengkapi basidiocarp. Pada awal degradasi miselium, jamur kuping melakukan penetrasi (pemboran) dengan melubangi dinding sel kayu secara langsung dan tegak lurus pada sumbu sel. Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim-enzim pemecah sellulose, hemi sellulose, dan lignin yang disekresi oleh jamur melalui ujung lateral benang-benang miselium. Enzim mencerna senyawa kayu yang dilubangi sekaligus menjadi zat makanan bagi jamur (Djarijah dan Abbas,2001).

Sabtu, 11 Desember 2010

Hebatnya Lebah Madu untuk Penyerbukan




Beberapa tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman industri (vanili, kelapa sawit, dan kurma) memerlukan bantuan serangga dan manusia dalam penyerbukannya. Penyerbukan yang kurang sempurna menyebabkan berkurangnya hasil atau tertundanya panen selain menghasilkan buah bermutu rendah (inferior). Manajemen budidaya tanaman yang baik dan dapat dikatakan benar apabila memenuhi beberapa persyaratan, antara lain dalam hal teknis budidaya (kultur teknis), penggunaan bibit mutu tinggi/unggul, pemberian pupuk yang tepat jenis, tepat dosis, dan tepat waktu pemberantasan hama dan penyakit yang tepat waktu, pemberantasan gulma, dan pemberian air yang memadai.
Khusus untuk kelompok tanaman yang memerlukan bantuan serangga penyerbuk maka jumlah serangga harus seimbang dengan populasi tanaman yang ada sehingga proses penyerbukan berjalan lancer dan efisien. Diantara jenis serangga yang ada, lebah madu dianggap sebagai serangga penyerbuk yang paling penting. Anggapan yang dijadikan dasar dalam hal ini ialah: pertama, lebah madu dapat melakukan penyerbukan paling efisien; kedua, populasi lebah madu dalam koloni mudah diatur baik jumlah maupun waktu untuk keperluan penyerbukan tersebut.
Sangat efisiennya lebah madu dalam menyerbukkan bunga tanaman disebabkan badan serangga tersebut dilengkapi dengan organ semacam rambut atau bulu-bulu yang tumbuh lebat baik pada badan maupun kakinya sehingga dapat mengangkut tepung sari dalam jumlah besar serta selanjutnya memindahkan tepung sari dalam jumlah cukup. Aktivitas lebah tersebut dilakukan secara tidak sengaja pada saat pencarian nectar dan tepung sari sebagai pakan dan koloninya. Bagian kaki lebah madu yang penuh rambut tersebut disebut pollen basket.

Apa Itu Shell Foliar?



Shell foliar ialah pupuk daun dengan kandungan hara yang tinggi, dapat diberikan kepada hampir semua tanaman, terlihat dari komposisi unsur-unsurnya, yaitu : N 18% dan K 18% yang dilengkapi dengan Fe 0,13%, Cu 0,06%, Zn 0,06%, Mo 0,009%, Mg 0,20%, B 0,04% vitamin B1 0,009%.
Penyemprotan bagi sayuran, dalam hal ini kubis, fetsai, tomat, selada, dan lain-lain.
1. Di persemaian : umur tanaman 2 minggu, semprotkan Shell foliar dengan konsentrasi 10 – 20 gram per 10 liter air. Volume larutan semprot 200 liter per hektar.
2. Di kebun : semprot pertama umur tanaman 2 minggu setelah tanam di kebun, semprot kedua setelah 4 minggu pertanamannya di kebun, konsentrasi tiap semprotan 20 gram – 25 gram per 10 liter air. Volume larutan semprot pertama 200 liter/hektar, kedua 300 liter/hektar. Selanjutnya setelah umur tanaman bertambah 10 hari sampai umurnya 60 hari lakukan semprot ulangan dengan konsentrasi 20 gram – 50 gram Shell foliar per 10 liter, volume semprotan 400 liter – 600 liter per hektar.
Penyemprotan kacang-kacangan : kedelai, kacang hijau, kacang panjang, kacang tanah, dan lain-lain.
1. Umur tanaman 2 minggu dan 4 minggu semprot tanaman dengan Shell foliar, dengan konsentrasi 15 gram – 20 gram per 10 liter air. Volume larutan mula-mula 100 liter/hektar, selanjutnya pada umur 4 minggu 200 liter/hektar.
2. Setiap umur tanaman naik 10 hari lakukan penyemprotan sampai tanaman berumur 70 hari, dengan konsentrasi 20 gram – 25 gram per 10 liter, dengan volume larutan semprot sekitar 300 liter – 600 liter/hektar.
Penyemprotan-penyemprotan dengan larutan Shell foliar diperlukan pula bagi tanaman-tanaman: kentang, cabe merah, tembakau, tanaman-tanaman keras (kopi. Karet, cengkeh, kelapa sawit dll) bahkan juga tanaman hias, dengan konsentrasi yang berbeda-beda sedikit dan volume larutan semprot yang juga mendekati seperti di atas.

Sejarah Mangga di Indonesia




Sejarah pohon mangga yang telah lama tumbuh di berbagai pulau di Indonesia ini, menurut perkiraan para ahli berasal dari daerah sekitar Bombay dan daerah di sekitar gunung Himalaya, kemudian dari daerah tersebut menyebar keluar daerah, diantaranya ada yang sampai di Amerika Latin, terutama Brasil, sebagian ke benua Afrika, juga negeri-negeri di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, kepulauan Filipina dan Pulau Jawa.
Di India, buah mangga kadang-kadang dijadikan makanan pokok jika terjadi musim paceklik atau kekurangan bahan makanan. Kebiasaan ini sudah berpuluh-puluh abad lalu, oleh sebab itu orang India gemar menanam pohon mangga. Bagi bangsa Hindu pohon mangga sering dianggap pohon suci, penjelmaan Prajapati yang menjadikan langit dan bumi. Cerita-cerita suci yang demikian merupakan bukti sejarah bahwa pohon mangga telah lama dibudidayakan dan dihargai orang.
Tidak semua pohon mangga yang tumbuh di kepulauan Indonesia memberikan hasil yang baik, akan tetapi yang bisa tumbuh baik hanya di beberapa daerah saja, misalnya pulau Jawa dan Madura. Menurut Terra (1932) jumlah pohon mangga (terhitung juga kuweni, kebembam, kemang, dan embacang) di seluruh pulau Jawa kira-kira 5 juta. Diantara sekian banyak ini kira-kira 2,5 juta pohon mangga yang sebenarnya (Magnifera indica). Namun pada saat ini, jumlah tersebut tinggal 30% - 40% saja. Hal ini disebabkan oleh menyempitnya ladang dan banyaknya pohon tua yang mati dan usaha untuk meremajakan kembali begitu lambat.

Kamis, 09 Desember 2010

Apa Sih Syarat-Syarat Pembuatan Kompos?




Sebelum membuat kompos yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan menjaga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, kita harus mengetahui syarat-syarat yang pembuatan kompos. Berikut syarat-syarat pembuatan kompos.
a. Campuran harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-bahan mentah perlu dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil.
b. Temperatur awal harus tinggi untuk membunuh patogen biji rumput-rumputan dan lalat atau telur-telur dan larvaa hama lainnya serta penyakit (cendawan) yang terbawa ke dalam tumpukan;
c. Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup banyak untuk mengimbangi penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.
Untuk mengetahui kompos itu baik atau tidak, berikut ciri-ciri kompos yang baik.
a. Berwarna coklat,
b. Bertekstur remah,
c. Berkonsistensi gembur,
d. Berbau daun yang lapuk.

Apakah Perubahan yang Terjadi pada Pembuatan Kompos?




Tumpukan bahan-bahan mentah (seresah, sisa-sisa tanaman, sampah dapur, dll) menjadi kompos dikarenakan telah terjadi pelapukan dari sifat fisik semula menjadi sifat fisik baru (kompos). Perubahan-perubahan ini sebagian besar adalah karena kegiatan-kegiatan jasad renik, sehubungan pula dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Apa yang telah terikat oleh jasad renik demi mencukupi kebutuhan hidupnya, kelak akan dikembalikan lagi apabila jasad-jasad renik tersebut mati.
Jelasnya perubahan-perubahan itu adalah karena terjadinya penguraian-penguraian, pengikatan dan pembebasan berbagai zat atau unsur hara selama berlangsung proses pembentukan kompos, jelasnya sebagai berikut:
a. Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll.) diurai menjadi CO2 dan air atau CH4 dan H2.
b. Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam-asam amino menjadi maoniak, CO2 dan air.
c. Berjenis-jenis unsur hara, terutama N di samping P dan K dan lain-lain, sebagai hasil uraian, akan terikat dalam tubuh jasad renik dan sebagian yang tidak terikat menjadi tersedia di dalam tanah. Apa yang terikat ini kelak akan dikembalikan ke dalam tanah setelah jasad-jasad renik mati.
d. Ternyata pula unsur-unsur hara dari senyawa-senyawa anorganik akan terbebas menjadi senyawa-senyawa anorganik sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
e. Lemak dan lilinpun akan terurai menjadi CO2 dan air.
Selama berlangsungnya perubahan-perubahan tersebut akan terjadi pula perubahan-perubahan pada berat dan isi bahan-bahannya atau dengan perkataan lain akan berlangsung pengurangan-pengurangan, misalnya karena terjadi penguapan dan pencucian. Dalam penguapan biasanya sebagian besar senyawa-senyawa zat arang hilang ke udara.
Jadi sudah terjawab kan pertanyaan dari judul di atas para anak muda yang gemar membaca ini. Semoga bermanfaat...

Rabu, 08 Desember 2010

Tentang Pupuk Anorganik



Pupuk anorganik atau pupuk buatan yang merupakan hasil industri atau hasil dari pabrik-pabrik pembuat pupuk (pupuk dari pabrik Sriwijaya, pabrik Kujang, dan lain-lain), pupuk mana mengandung unsur-unsur hara atau zat-zat makanan yang diperlukan tanaman. Pupuk-pupuk tersebut pada umumnya mengandung unsur hara tinggi.
Di daerah-daerah tropik terutama bagi penduduknya yang melakukan usaha di bidang pertanian pupuk anorganik sangat dikenal dan disukai, hal ini dikarenakan:
a. Selain karena keadaan alam dan jumlahnya kurang dapa mencukupi kebutuhan, juga karena pupuk buatan sangat praktis dalam pemakaian, artinya pemakaian dapat disesuaikan dengan perhitungan hasil penyelidikan akan defisiensi unsur hara yang tersedia dalam kandungan tanah.
b. Penyediaan pupuk anorganik bagi para pemakainya dapat meringankan ongkos-ongkos pengangkutan, mudah didapat, dapat disimpan lama dan konsentrasinya akan zat-zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ternyata tinggi.

Macam atau Jenis Pupuk Hijau




Pemberian nama pupuk hijau didasarkan kepada bahan-bahan pembentuk pupuk itu yaitu tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah. Dengan demikian yang dimaksud dengan pupuk hijau ialah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda terutama yang termasuk famili Leguminosa, yang dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud agar dapat meningkatkan tersedianya bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.
Tanaman yang termasuk famili Leguminosa ditegaskan dalam batasan di atas, ini tidak berarti bahwa tanaman jenis lainnya tidak bisa digunakan, hanya sedikit menambah/meningkatkan unsur N dan umumnya hanya menambah kandungan bunga tanah. Tanaman yang termasuk famili Leguminosa telah umum digunakan sebagai pupuk kandang karena mengandung N sehingga keberadaan dan melapuknya di dalam tanah akan mendorong jasad-jasad renik aktif menguraikannya (jasad-jasad renik sendiri memerlukan N bagi perkembangannya). Kandungan N tinggi (perbandingan C/N besar) melebihi tersedianya N yang diperlukan jasad renik, kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya.
Jenis-jenis tanaman yang termasuk keluarga Leguminosa misalnya: Crotalaria juncea, Crotalaria anagyroides, Crotalaria usaramuensis, Tophrosia vogelli, Tophrosia candida, Sesbania sesban, Phaseolus tunatus, Mimosa invisa dan lain-lain.
Berbeda dengan jenis tanaman dari keluarga lainnya. Tanaman Leguminosa kandungan jumlah N-nya selalu bertambah, berasal dari N yang tersedia dalam tanah dan dari N bebas yang terdapat di udara. Jasad-jasad renik yang bersimbiosa dengan tanaman itu, yang terdapat dalam bintil-bintil akar (nodula) dapat mengikat N dari udara. Dalam hal ini ditambahkan apabila tanahnya subur dan mengandung banyak unsur N, maka penambahan N dari udara ternyata kurang. Apabila keadaan sebaliknya (kurang kandungan N dalam tanah) maka pengambilan N dari udara akan banyak.
Dengan demikian maka bertambahnya N dalam tanah sangat tergantung dari faktor di atas (kandungan tanah terhadap unsur N) dan jenis tanaman Leguminosa

Senin, 06 Desember 2010

Macam Pupuk Kandang

Jenis atau macam pupuk kandang sangat penting untuk diketahui. Sebab pemakaian pupuk atau perlakuan-perlakuan yang harus dilakukan sebelum pupuk dipakai, agar bermanfaat sebagai cara untuk mengembalikan unsur hara yang telah terangkut atau meningkatkan tersedianya unsut-unsur hara di dalam tanah guna keperluan pertumbuhan tanaman.
Dari kondisi pupuk kandang itu sendiri kita dapat membedakan :
a.Pupuk kandang segar, biasanya merupakan kotoran-kotoran hewan yang baru diturunkan oleh hewannya yang kadang-kadang tercampur pula oleh urine dan sisa-sisa makanan di kandang.
b.Pupuk kandang busuk, biasanya merupakan pupuk kandang seperti di atas yang telah disimpan atau digundukan pada suatu tempat sehingga telah mengalami pembusukan.
Dalam pemakaiannya, pupuk kandang yang telah busuk akan lebih cepat melapuk dalam tanah sehingga waktu pemakaiannya dapat dibedakan dengan pemakaian pupuk kandang yang masih segar.
Dari jenis yang menurunkan kotoran-kotoran tersebut dapat dibedakan pula macam pupuk kandang, seperti pupuk sapi, pupuk kerbau, pupuk kuda, pupuk ayam dan lain sebagainya. Sehingga kita dapat mengetahui mana pupuk kandang padat dan mana pula pupuk kandang cair, mana pupuk kandang panas dan mana pula pupuk kandang dingin.
Pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk abu dan kompos telah dipakai oleh para petani kita sejak zaman dahulu (bersamaan dengan diketahui dan dikembangkannya pengetahuan bercocok tanman yang dikaitkan dengan gejala-gejala alam yang berkaitan dengan iklim dalam praktek sehari-hari yang dikenal dengan iklim dalam praktek sehari-hari yang dikenal dengan Pranata Mangsa). Hanya saja pada waktu dahulu pupuk kandang baru dikenal sebagai penambah bahan-bahan makanan bagi tanaman yang diusahakannya yang dapat diambil dari tanah.
Pupuk kandang memang dapat menambah tersedianya bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah. Selain itu, pupuk kandang ternyata mempunyai pengaruh yang positif (baik) terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong kehidupan (perkembangan)jasad renik. Dengan perkataan lain : pupuk kandang mempunyai kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah, sehingga menjadi faktor-faktor yang menjamin kesuburan tanah.

Kekurangan Unsur Hara Makro dan Mikro pada Tanaman

Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara makro dan mikro akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan demikian akan merugikan para petani dan tentu saja tidak diharapkan oleh mereka. Pada masa lampau, ketika pupuk buatan (anorganik) belum diproduksi oleh pabrik-pabrik di dalam negeri, atau katakanlah ketika pupuk buatan masih sulit diperoleh dan kalaupun ada harganya amat tinggi, para petani kita telah menyadari akan adanya “deficiency desease” atau penyakit kekurangan unsur hara yang tersedia di dalam tanah, oleh karena itu mereka menggunakan pupuk kandang dan pupuk hijau.
Pada masa pembangunan bidang pertanian kini keadaannya telah jauh lebih baik, pupuk anorganis sebagai salah satu sarana yang penting dan para PPL sebagai tenaga-tenaga pembina dan pembimbing para petani telah tersebar di setiap pelosok Tanah Air kita. Sehingga para petani selain mendapat kemudahan dalam memperoleh pupuk anorganis yang murah secukupnya, juga mengetahui teknologi pemakaiannya, sehingga deficiency desease dapat diatasi sebagaimana mestinya.
Tentang deficiency desease dapat mudah diatasi karena gejala-gejala akibatnya dapat mudah diketahui. Kekurangan suatu unsur akan menimbulkan kelainan pada pertumbuhan tanaman dan kelainan ini merupakan tanda yang khusus. Gejala ini timbul karena unsur yang dapat mempengaruhi proses-proses tertentu pada pertumbuhan tanaman tidak ada, seperti misalnya kekurangan Fe, Mg, dan Mn akan menimbulkan tanda-tanda khusus pada daun, menjadi khlorosis (berwarna kuning) karena proses pembentukan klorofil terganggu (terbengkalai).

Gejala Kekurangan unsur Kalium (K)

Defisiensi unsur Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda dan cenderung tampak ketika tanaman sudah dewasa, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala yang ditimbulkan karena defisiensi Nitrogen (N) dan Fosfor (P).
Gejala kekurangan Kalium yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat. Pada permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap, selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi, dan kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang terdapat pada daun yaitu pengkerutan dan penggulungan, warna daun hijau tua berubah menjadi kuning bertiti-titik coklat.
Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Gejala tampak pada buah, misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buahpun berlangsung lambat. Bagi tanaman yang berumbi yang menderita defisiensi K hasilnya umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.

Jenis Capsicum dan Bentuk Buah

Ada beberapa jenis Capsicum yang dibudidayakan di Jawa. Tiga jenis cabai utama dapat dibedakan dengan melihat bentuk buahnya. Nama lokal cabai-cabai tersebut adalah cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit. Adanya klasifikasi menurut bentuk buah cabai ini sekedar untuk mempermudah saja, namun tidak ada hubungan dengan klasifikasi menurut taksonomi. Jenis Capsicum utama di Jawa adalah Capsicum annum L. Dan C. Frutescens L.
C. annum merupakan tanaman tahunan yang mempunyai daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih. Buahnya biasanya menggantung (kadang-kadang tegak) dan mempunyai rasa sedang samapai sangat pedas. Bentuk buah panjang dan lurus untuk cabai besar atau ramping dan keriting untuk cabai keriting. buah hijau muda sampai hijau tua saat masih muda dan menjadi merah bila telah tua. Beberapa tipe C. Annum menghasilkan buah kecil yang tegak atau menggantung (cabai rawit).
Tanaman cabai dari jenis C. frutescens dapat hidup selama beberapa tahun. Daunnya hijau muda dengan bentuk bujur telur sampai bulat panjang. Bunganya muncul dalam tandan kecil dan mempunyai daun bunga berwarna hijau pucat. Bentuk buah kecil, lurus, kadang-kadang membengkok serta biasanya muncul tegak. Saat masih muda buah cabai berwarna hijau pucat sampai kuning dan oranye tua sampai merah bila telah tua. Umumnya buahnya mempunyai rasa pedas.
Kebingungan terjadi manakala menemui tanaman cabai yang buahnya berbentuk kecil dan semua sifat lainnya seperti C. frutescens, tetapi bunga dan buahnya tidak berbentuk dalam tandan. Menurut Smith dan Heiser (1951), sifat tandan merupakan sifat tegas yang menentukan perbedaan antara C. annum dan C. frutescens. Heiser dan Pickersgill (1969) menganggap jenis cabai yang buahnya kecil dan soliter sebagai ‘varietas spontan’ dari C. annum dan menggolongkan C. annum var. Minimum (Miller) Heiser sebagai klasifikasi tepat yang paling awal. Dalam publikasi kemudian, Pickersgill (1989) menyatakan secara tegas perbedaan kedua jenis Capsicum yaitu, C. annum mempunyai mahkota bunga berwarna putih bersih, sedangkan C. frutescens mahkota bunganya berwarna putih kehijauan. Sehingga tipe-tipe cabai yang dominan di daerah produksi cabai di Jawa lalu diklasifikasikan demikian.

Gejala Kekurangan unsur Nitrogen dan Fosfor



Kekurangan Nitrogen (N)
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuning-kuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan inilah menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pembuahan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang.
Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulka daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.

Kekurangan unsur Fosfor (P)
Disebutkan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah : dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah.
Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang, seperti misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan penghasil biji yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung), daun-daunnya berwarna hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatannya lancip-lancip. Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.
Pada tanaman gandum, defisiensi zat fosfat menimbulkan gejala pada jeraminya, berwarna abu-abu, pertumbuhan tanaman sangat kerdil, hal ini dikarenakan pertumbuhan sistem perakaran yang buruk dan kurang berfungsi.

Gejala Kekurangan unsur Nitrogen dan Fosfor



Kekurangan Nitrogen (N)
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuning-kuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan inilah menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pembuahan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang.
Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulka daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.

Kekurangan unsur Fosfor (P)
Disebutkan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah : dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah.
Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang, seperti misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan penghasil biji yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung), daun-daunnya berwarna hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatannya lancip-lancip. Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.
Pada tanaman gandum, defisiensi zat fosfat menimbulkan gejala pada jeraminya, berwarna abu-abu, pertumbuhan tanaman sangat kerdil, hal ini dikarenakan pertumbuhan sistem perakaran yang buruk dan kurang berfungsi.

Tentang Pupuk Organik



Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atas peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (seresah) tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya.
Guano terdiri kotoran-kotoran binatang yang oleh karena pengaruh alam maka lambat laun mengalami perubahan-perubahan kandungan utamanya ialah N dan P, tetapi ada pula guano yang mengandung K.
Syarat-syarat yang dimiliki pupuk organik, yaitu:
a.Zat N atau zat lemasnya harus terdapat dalam bentuk persenyawaan organik, jadi harus mengalami peruraian menjadi persenyawaan N yang mudah dapat diserap oleh tanaman.
b.Pupuk tersebut dapat dikatakan tidak meninggalkan sisa asam organik di dalam tanah.
c.Pupuk tersebut seharusnya mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, seperti hidrat arang.
Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah pula.
Kadar mineralnya memang rendah dan masih memerlukan pelapukan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman. Namun demikian manfaatnya cukup besar, sebagai contoh dapat dikemukakan sebagai berikut:
1 hektar tanah pertanian diberi pupuk organik (kotoran ternak ayam) sebanyak 1.000 kg, ini berarti telah terkandung 40 kg N, 32 kg P2O5 dan 19 kg K2O. Kadar unsur hara mana sama dengan nilai : 2 kuintal ZA, ± 2/3 kuintal Tripelfosfat dan 1/3 kuintal ZK.
Dengan demikian maka dalam usaha pengadaan zat hara bagi tanaman yang telah diberi pupuk kandang seperti di atas, maka pemberian pupuk anorganiknya dapat dikurangi dengan perhitungan sejumlah tersebut bagi keperluan pemupukan 1 hektar tanah.
Menurut penelitian WAKSMAN, pupuk organik di dalam tanah dapat memperbesar populasi jasad renik.

Selasa, 30 November 2010

Ilmu Memupuk dan Pemupukan



Ilmu memupuk adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki tentang zat-zat apakah yang diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat tersebut yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi. Dalam pengertian “yang perlu diberikan” sudah tercakup perlakuan-perlakuan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum zat-zat itu diberikan/ditambahkan ke dalam tanah. Perlakuan-perlakuan mana antara lain:
a. Berupa penyidikan tentang zat apa yang kurang, berapa besarnya kekurangan itu, bagaimana perbandingannya dan kapan waktu pemberiannya.
b. Berupa penyelidikan tentang pengaruh yang tidak langsung atau pengaruh apa yang akan timbul pada bagian-bagian atau sifat-sifat tanah serta tanaman-tanaman yang akan dibudidayakan sehubungan dengan pemberian/penambahan zat-zat tersebut ke dalam tanah.
Perlakuan-perlakuan tersebut merupakan bagian yang terpenting dalam ilmu memupuk. Sebab pemberian zat yang salah, pemberian yang berlebihan atau serba kurang dan pemberian zat yang tidak tepat pada waktunya tentu akan menimbulkan akibat-akibat yang fatal atau sangat menrugikan, seperti antara lain:
a. Kematian tananaman yang dibudidayakan
b. Timbulnya gejala-gejala penyakit tanaman yang baru
c. Kerusakan fisik tanah
d. Tidak ekonomis, dan lain-lain
Jadi menurut ilmu memupuk, pemberian atau penambahan zat-zat ke dalam tanah adalah tidak semudah seperti yang diperkirakan oleh kebanyakan orang (pemakai pupuk tersebut).

Pengaruh Pemupukan dalam Menghambat Erosi



Erosi atau pengikisan tanah yang berlangsung di Indonesia pada umumnya berupa pengikisan tanah oleh “daya air”, misalnya karena kuatnya curahan air hujan yang menimpa permukaan tanah sedangkan fisik tanah permukaan dapat dikatakan dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara baik (gundul, merupakan lahan kering, mempunyai kemiringan yang pengolahannya tidak memperhatikan garis kontur, tidak diteras, dan lain-lain). Ada pula yang disebut erosi angin pada musim kemarau, dengan menerbangkan debu dan buliran pasir. Jadi pada hakikatnya erosi akan sangat tergantung pada:
• Jenis tanah
• Kemiringan tanah
• Ada atau tidaknya penanaman dan jenis tanamannya
• Tinggi rendahnya curah hujan
• Pengolahan tanah
• Pemupukan
Dalam hal pengolahan lahan dan kegiatan penanamannya, banyak petani yang kurang atau tidak memperdulikan cara-cara yang baik atau semestinya yang dilakukan. Hal ini mungkin karena:
a. Faktor kebiasaan setempat,
b. Ketidaktahuan mereka mengenai kelas-kelas kesesuaian lahan
c. Atau karena tidak ada pilihan
Akibat banyak petani yang tetap mengolah tanah dan mengelola tanaman yang tidak sesuai dengan tanah dan tanaman peruntukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dan perlakuan-perlakuan demikian inilah yang menyebabkan timbulnya percepatan erosi (accelerated erotion).
Untuk memperbaiki keadaan demikian, perlu diperbaikinya sistem pengolahan tanah dan pengelolaan tanamannya. Satu kegiatan diantaranya dengan pemupukan, yaitu pemberian pupuk dalam dosis yang tepat serta waktu yang tepat sehingga keseimbangan unsur hara /zat mineral dapat dipertahankan dalam tanah dan tersedia bagi tanaman, yang berarti tanah antar tanaman dalam waktu yang relatif singkat tertutup oleh tanaman. Dengan demikian baik daun-daun maupun akar-akarnya akan dapat mencegah pesatnya pengikisan tanah. Lebih-lebih kalau pengolahan tanahnya telah memanfaatkan teknologi atau cara-cara yang baik, pembuatan contour terasses, pembuangan air dengan mengadakan parit-parit penahan aliran dan lain sebagainya.

Pengaruh Pemupukan dalam Menghambat Erosi



Erosi atau pengikisan tanah yang berlangsung di Indonesia pada umumnya berupa pengikisan tanah oleh “daya air”, misalnya karena kuatnya curahan air hujan yang menimpa permukaan tanah sedangkan fisik tanah permukaan dapat dikatakan dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara baik (gundul, merupakan lahan kering, mempunyai kemiringan yang pengolahannya tidak memperhatikan garis kontur, tidak diteras, dan lain-lain). Ada pula yang disebut erosi angin pada musim kemarau, dengan menerbangkan debu dan buliran pasir. Jadi pada hakikatnya erosi akan sangat tergantung pada:
• Jenis tanah
• Kemiringan tanah
• Ada atau tidaknya penanaman dan jenis tanamannya
• Tinggi rendahnya curah hujan
• Pengolahan tanah
• Pemupukan
Dalam hal pengolahan lahan dan kegiatan penanamannya, banyak petani yang kurang atau tidak memperdulikan cara-cara yang baik atau semestinya yang dilakukan. Hal ini mungkin karena:
a. Faktor kebiasaan setempat,
b. Ketidaktahuan mereka mengenai kelas-kelas kesesuaian lahan
c. Atau karena tidak ada pilihan
Akibat banyak petani yang tetap mengolah tanah dan mengelola tanaman yang tidak sesuai dengan tanah dan tanaman peruntukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dan perlakuan-perlakuan demikian inilah yang menyebabkan timbulnya percepatan erosi (accelerated erotion).
Untuk memperbaiki keadaan demikian, perlu diperbaikinya sistem pengolahan tanah dan pengelolaan tanamannya. Satu kegiatan diantaranya dengan pemupukan, yaitu pemberian pupuk dalam dosis yang tepat serta waktu yang tepat sehingga keseimbangan unsur hara /zat mineral dapat dipertahankan dalam tanah dan tersedia bagi tanaman, yang berarti tanah antar tanaman dalam waktu yang relatif singkat tertutup oleh tanaman. Dengan demikian baik daun-daun maupun akar-akarnya akan dapat mencegah pesatnya pengikisan tanah. Lebih-lebih kalau pengolahan tanahnya telah memanfaatkan teknologi atau cara-cara yang baik, pembuatan contour terasses, pembuangan air dengan mengadakan parit-parit penahan aliran dan lain sebagainya.

Akibat Penanaman Tanah Pertanian secara Terus-Menerus




Bagaimana miskinnya tanah akan unsur-unsur hara atau zat-zat mineral yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman dan bagaimana rendahnya produktivitas tanaman jika kesuburan tanah kurang diperhatikan. Banyaknya unsur hara yang terangkut dari dalam tanah ketika panenan berlangsung, maka kita dapat membayangkan akibat-akibat yang serius yang akan kita derita bersama jika pemeliharaan tanah tidak diperhatikan.
Kita semua akan menderita kekurangan bahan pangan dan akan menghadapi tanah-tanah yang rusak yang tidak bisa lagi diambil manfaatnya.
Dalam pemeliharaan tanah atau sering juga disebut “koreksi atau perbaikan kembali keadaan kandungan tanah” pemupukan merupakan “perlakuan” yang penting. Memang dalam hal ini masih ada faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kesuburan tanah yang tidak kalah pentingnya dengan pemupukan seperti: persediaan humus, kehidupan mikroorganisme, reaksi tanah, struktur tanah dan lain sebagainya. Tetapi dalam hal ini hendaknya diinagt bahwa antara pemupukan dengan faktor-faktor tersebut hubungannya erat. Di bagian muka telah dikemukakan tentang banyaknya “faktor yang mempengaruhi” untuk menentukan betapa banyaknya pupuk yang harus diberikan, seperti:
a. Kesuburan tanahnya sendiri,
b. Kemasaman tanah,
c. Kelembaban tanah,
d. Tinggi rendahnya kadar bahan organis dalam tanah,
e. Nilai ekonomi tanaman yang diusahakan,
f. Kemampuan penyerapan unsur-unsur hara/zat mineral tanaman yang diusahakan,
g. Tentang iklim dan lain sebagainya.
Kalau kita menyadari akibat-akibat dari tanah yang kita manfaatkan terus-menerus bagi usaha tani tanpa memperhatikan pemeliharaannya, selanjutnya karena ada kesadaran tersebut kita melakukan pemupukan dengan kira-kira saja (tanpa memperhatikan faktor-faktor di atas), maka pemberian pupuk secara demikian merupakan perlakuan-perlakuan yang sia-sia saja malah mungkin akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada keadaan tanahnya.
Dalam pemeliharaan kesuburan tanah (dalam hal ini mengutamakan aktivitas pemupukan), penting pula diperhatikan: pengaruh-pengaruh terhadap kegiatan pemupukan dan pengaruh-pengaruh akibat pemupukan tersebut. Karena tanpa memperhatikan dan tidak ekonomis.

Senin, 29 November 2010

Pemasaran Merupakan Kegiatan Produktif

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi silang pendapat mengenai siapa sebenarnya yang menjadi pelaku diantara pelaku yang terlibat dalam suatu sistem komoditas. Petani, misalnya, sering menuduh lembaga-lembaga perantara pemasaran dalam sistem komoditas pertanian sebagai parasit yang hanya mengeruk keuntungan yang besar dari jumlah pengeluaran konsumen akhir produk pertanian, sementara yang melakukan kegiatan produksi hanyalah petani. Silang pendapat seperti itu terjadi karena konsep produksi yang dipahami oleh petani hanya menyangkut kegiatan yang menghasilkan produk secara fisik. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran semata-mata hanya dianggap sebagai pemberi jasa yang mengantarkan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir dan hanya berhak menerima semacam upah atau komisi. Namun, pada kenyataannya anggapan seperti itu tidak berdasar, bukan karena tingginya marjin yang diterima pemasar dibanding petani, tetapi lebih karena petani hanya memahami konsep produksi secara fisik.
Para ahli ekonomi menyatakan bahwa konsep produksi tidak hanya dilihat dari kegiatan produksi yang menghasilkan produksi fisik secara nyata, tetapi semua kegiatan yang menambah nilai barang atau jasa juga merupakan suatu kegiatan produktif. Suatu pengertian konsep produksi yang singkat dapat memberi gambaran tentang hal tersebut, yakni produksi sebagai upaya penciptaan kegunaan, yaitu proses menciptakan kegunaan barang dan jasa. Kegunaan yang diciptakan tersebut meliputi kegunaan bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
Dalam sistem komoditas pertanian, disamping proses produksi yang dilakukan oleh petani yang menciptakan kegunaan bentuk, lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran juga dapat menciptakan keempat kegunaan tersebut. Dengan demikian, kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang produktif. Fungsi pertukaran yang terdiri atas proses transaksi penjualan dan pembelian merupakan aktivitas yang dapat menaikkan atau menciptakan kegunaan kepemilikan. Proses transaksi tersebut misalnya penjualan buah apel yang dilakukan oleh petani apel kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjualnya kepada pedagang besar dan atau industri pengolaha. Pedagang besar menjual apel kepada industri pengolahan, pengecer, dan atau pedagang besar luar negeri. Begitu juga industri pengolahan yang menjual hasil olahan apel kepada konsumennya. Semua aktivitas tersebut merupakan serangkaian kegiatan pemasaran yang menciptakan kegunaan kepemilikan melalui fungsi pertukaran. Dengan terjadinya penciptaan kegunaan kepemilikan tersebut, maka semua aktivitas di atas dapat digolongkan sebagai aktivitas produktif.

Mutu Produk Pertanian yang Bervariasi

Mutu produk pertanian bervariasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim, dan dri sentra produksi yang satu ke sentra produksi yang lain. Kualitas produk sangat ditentukan oleh kesesuaian kondisi terhadap pertumbuhan tanaman, jenis varietas, dan penanganannya. Mungkin dalam suatu periode produksi, kondisi lingkungan cocok untuk mendukung pertumbuhan dan proses produksi sehingga hasil produksinya memilliki mutu yang tinggi.
Di lain pihak, pada periode yang lain, kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan proses produksi sehingga mutu produksinya menjadi rendah. Mutu produk sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti keadaan iklim dan cuaca, keadaan fisik tanah (seperti topografi, ketinggian, tekstur, jenis dan tingkat kesuburannya), peristiwa alam (seperti banjir), serangan hama penyakit dan hama pertanian,serta tingkat penerapan teknologi produksi dan penanganan pasca panen yang tidak tepat. Jenis varietas yang ditanam juga berpengaruh tinggi bagi mutu hasil pertanian, seperti varietas unggul dan varietas lokal. Begitu juga cara penanganannya, baik selama masa produksi dan panen maupun penanganan pasca panen.
Sifat produk pertanian memerlukan tempat yang besar, terutama untuk kebutuhan penyimpanan dan pengangkutan. Pengangkutan yang dilakukan dengan jarak yang relatif jauh dari sumber produk ke daerah pemasaran akan menelan biaya pengangkutan yang relatif tinggi. Begitu juga dengan fungsi penyimpanan yang dilakukan, memerlukan tempat atau gudang yang relatif besar. Hal ini secara relatif akan memperbesar marjin biaya pemasaran komoditas tersebut.

Tidak Tahan Lamanya Produk Pertanian

Sifat produk pertanian yang mudah busuk dan rusak, terutama produk buah-buahan, sayur-sayuran, daging hasil peternakan dan perikanan, memerlukan penanganan yang cepat dan cermat untuk menjaga mutu sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Penanganan yang dapat dilakukan adalah pengepakan (packing), pendinginan (cooling dan freezing), pengangkutan dengan cepat, dan pengolahan, sesuai dengan jenis produk. Sifat mudah busuk dan rusak di atas menyebabkan kegiatan pada fungsi pengangkutan dan penyimpanan menjadi lebih kompleks dan mahal.
Pengangkutan buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, daging, dan telur harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Selama pengangkutan, tingkat kelembaban dan suhu harus tetap dapat dikontrol dan goncangan harus dapat dikurangi karena buah-buahan, sayur-sayuran, dan telur sangat peka terhadap tingkat kelembaban, suhu, dan goncangan. Sebelum melakukan kegiatan pengangkutan, pengepakan harus dilakukan untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan. Pengepakan produk juga berfungsi untuk melindungi produk selama masa penyimpanan. Jenis dan cara pengepakan disesuaiakan dengan jenis produk dan angkutan yang digunakan serta lama dan jauhnya jarak pengangkutan.
Fungsi penyimpanan berperan untuk mengurangi jumlah kerusakan dan kebusukan produk, di samping dapat bertahan lebih lama. Untuk menjaga agar produk tersebut disimpan di ruang pendingin atau bahkan dapat menggunakan ruang hampa udara. Hasil serelia dan biji-bijian agar dapat bertahan lebih lama dimasukkan ke karung atau kantong dan disimpan dalam gudang yang suhu dan kelembabannya relatif dapat dikontrol. Fungsi penyimpanan tersebut juga menjadi pelindung dari serangan binatang atau hewan yang dapat mengganggu produk yang disimpan.
Pengolahan secara sederhana juga dapat membuat produk pertanian bertahan lebih lama, seperti asinan buah-buahan. Namun, perkembangan teknologi industri memberikan sumbangan besar kepada sektor pertanian sehingga produk pertanian, melalui produk olahannya dapat dikonsumsi dimana saja dan kapan saja. Sebagai contoh, industri pengolahan karet yang menghasilkan produk antara berupa latex dan slabs yang dapat memasok kebutuhan industri ban; dan industri pengolahan kina yang dapat memasok kebutuhan industri farmasi sepanjang tahun, baik nasional maupun internasional.

Sabtu, 27 November 2010

Pengertian Pasar Pertanian

Pada mulanya istilah pasar diartikan sabagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang-barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atau sejumlah produk atau kelas produk tertentu. Di lain pihak, para pengusaha sering mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan sehingga dikenal berbagai jenis pasar, seperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya sehingga dikenal istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja, dan pasar donor. (Kotler, 1997).
Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya penawaran dan permintaan, transaksi, tawar-menawar nilai (harga), dan atau terjadinya pemnidahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kesepakatan tersebut dapat berupa kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk, dan lain-lain kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan produk.
Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk agroindustri.

Bagan danTata Letak pada Perusahaan Agroindustri

• Tata Letak Fungsi Umum (General Function Layout). Jenis bagan ini menggambarkan, hubungan antara peralatan-peralatan, bangunan-bangunan, dan pekerjaan-pekerjaan.
• Diagram Alir Bahan (Material Flow Diagrams). Jenis diagram ini menggambarkan pengaturan dan jumlah semua input (material, bahan tambahan, pelengkap, dan utiliti) serta semua output (produk antara, produk akhir, serta emisi dan produk sampingan yang melalui layout pabrik).
• Diagram Garis Produksi (Production Line Diagrams). Jenis diagram ini menggambarkan lokasi, spesifikasi peralatan, kebutuhan tempat atau ruang, kebutuhan utility, besar bagian tumpukan barang, dan lain-lain untuk setiap tahap dalam proses atau dalam aliran material pabrik.
• Tata Letak Transportasi (Transportation Layouts). Jenis tata letak ini menunjukkan jarak dan mode dalam pengangkutan atau pemindahan input dan output ked an dari lini produksi.
• Tata Letak Penggunaan Utiliti (Utility Consumtion Layouts). Jenis tata letak ini menunjukkan lokasi dan jumlah utiliti yang dibutuhkan sebagai pedoman mengoperasikan instalasi pabrik dan menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses, baik berupa biaya nyata maupun biaya karena kerusakan, risiko, kehilangan, dan lain-lain.
• Tata Letak Komunikasi (Communication Layouts). Jenis tata letak ini menggambarkan lokasi dan jenis peralaan komunikasi yang diperlukan dalam mendukung kelancaran operasi.
• Tata Letak Tenaga Kerja (Manpower Layout). Jenis tata letak ini menggambarkan jumlah dan jenis tingkat keahlian karyawan yang diperlukan dalam setiap tahap proses dan berguna untuk mengevaluasi intesitas tenaga manusia dari setiap tahap.
• Tata Letak Fisik (Physical Layouts). Jenis tata letak ini menggambarkan kondisi dari lingkungan alamiah di sekitar atau di lokasi pabrik, baik yang didasarkan pada kondisi geodesi, geologis, hidrologis, tanah, mekanis, dan kondisi fisik lainnya.

Pengertian Pemasar dan Pemasaran Pertanian

Pemasar, menurut Kotler (1997) adalah seseorang yang mencari sumber daya dari orang lain dan bersedia menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Dengan demikian, seorang pemasar mengharapkan tanggapan dari pihak lain, apakah dalam bentuk menjual atau membeli. Dengan kata lain, pemasar dapat menjadi penjual atau pembeli. Oleh karena itu, pemasar pertanian dapat diartikan sebagai seseorang yang mencari barang input dan output serta jasa pada bidang pertanian dengan menwarkan sesuatu yang bernilai sebagai imbalannya.
Sedangkan pengerian pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memeberi kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai (Kotler, 1997). Definisi tersebut sangat tepat untuk dijadikan dasar dalam mendefinisikan istilah pemasaran pertanian karena pengertian tersebut dapat mencakup perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan penyaluran input pertanian, produsen hasil pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer, dan lembaga-lembaga perantara dan pemakai lainnya. Dengan demikian, pemasaran pemasaran pertaniandapat didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk member kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam bidang pertanian, baik input maupun produk pertanian.

Jumat, 26 November 2010

Penjadwalan Proses Produksi Pertanian dalam Manajamen Produksi Pertanian

Penjadwalan proses produksi pertanian dibuat mulai dari pembukaan lahan sampai kepada pemanenan dan penanganan pasca panen, terutama untuk komoditas yang memiliki gestation period yang relative pendek, seperti tanaman hortikultura. Namun, komoditas yang gestation period-nya relative panjang, seperti tanaman perkebunan, biasanya penjadwalan secara rinci dilakukan secara bertahap, walaupun tetap ada perencanaan jangka panjang yang menyeluruh.
Penjadwalan tanaman hortikultura yang berumur pendek memegang peranan penting sehubungan dengan fluktuasi harga dan permintaan dalam setahun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penjadwalan adalah jenis komoditas, kecenderungan permintaan dan fluktuasi harga, gestation period, pola produksi, pembiayaan, dan lain-lain.
Penjadwalan dilakukan mulai dari pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit, dan lain-lain), dan masa panen. Masa panen hendaknya disesuaikan dengan waktu di mana kecenderungan permintaan dan harga komoditas tersebut tinggi, kemudian dihitung mundur.
Sebagai contoh, agribisnis cabai memiliki gestation period selama tiga bulan sejak penanaman. Jika diperkirakan permintaan dan harga cabai tinggi pada bulan Desember dan Januari. Maka tiga bulan sebelum bulan Desember mulai dilakukan penanaman, yakni pada akhir bulan Agustus sampai awal September. Jika pembibitan dan pengolahan lahan memerlukan waktu satu bulan setengah sebelum lahan siap ditanami, maka pengolahan dan pembibitan dilakukan mulai pada awal bulan Juli. Dengan demikian, diharapkan panen perdana mulai dapat dilakukan pada awal Desember sehingga produk cabai tersebut dapat dijual dengan harga yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh juga tinggi.

Perencanaan Proses Produksi dan Biaya Produksi Pertanian dalam Manajemen Produksi Pertanian

1.Perencanaan Proses Produksi Pertanian
Setelah menetapkan jenis dan varietas komoditas yang akan diusahakan, lokasi produksi dan penempatan fasilitas, serta skala usaha yang akan dijalankan, maka mulai merencanakan proses produksi. Khusus dalam pembukaan usaha baru diperlukan perencanaan pengadaan fasilitas, seperti bangunan, peralatan, dan perlengkapan produksi. Setelah perencanaan pengadaan fasilitas dirampungkan, maka dilanjutkan dengan perencanaan proses produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan proses produksi adalah biaya produksi, penjadwalan proses produksi, pola produksi, dan sumber-sumber input dan sistem pengadaannya.
2.Biaya Produksi Pertanian
Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik bersumber dari modal sendiri maupun dari sumber luar, seperti modal ventura, pembiayaan melalui kredit, penjualan saham, dan sumber-sumber pembiayaan lainnya. Perencanaan biaya tersebut juga terkait dengan skala usaha yang optimal dan ekonomis untuk menghasilkan pendapatan usaha yang layak.

Perencanaan Pola Produksi dan Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-Input dan Sarana Produksi Pertanian dalam Manajemen Produksi Pertanian

1.Perencanaan Pola Produksi Pertanian
Perencanaan pola produksi memegang peranan penting dalam penjadwalan, perencanaan tenaga kerja dan input, pembiayaan, proses produksi dan operasi, penanganan pascapanen, serta sistem distribusi dan pemasaran, terutama untuk tanaman hortikultura yang memerlukan penanganan cepat. Pola produksi dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk, antara lain berdasarkan:
a. Jumlah komoditas, yakni komoditas tunggal, komoditas ganda, dan multikomoditas.
b. Sistem produksi, yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa.

2.Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-Input dan Saran Produksi Pertanian
Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan mengidentifikasikan input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik dari segi jenis, jumlah, mutu ataupun spesifikasinya. Secara umum, input-input dalam agribisnis adalah bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan modal. Di lain pihak, sarana dan prasarana produksi adalah areal tempat produksi, perlengkapan dan peralatan, serta bangunan-bangunan pendukung, dan teknologi.
Setelah input-input serta sarana dan prasarana produksi diidentifikasi dan dispesifikasi, maka disusun rencana dan sistem pengadaannya. Dua hala mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli. Misalnya dalam hal pengadaan bibit, apakah memproduksi bibit sendiri atau membeli sangat tergantung pada biaya imbangan anatara kedua alternatif tersebut.

Kamis, 25 November 2010

Pemilihan Lokasi Produksi Pertanian dan Penempatan Fasilitas dalam Manajemen Produksi Pertanian

Untuk usaha agribisnis berskala kecil mungkin pemilihan lokasi produksi tidak menjadi prioritas, karena umumnya produksi dilakukan di daerah berdomisili para petani. Namun, usaha agribisnis berskala menengah ke atas, seperti perusahaan perkebunan, peternakan, perikanan, dan dikelola oleh perusahaan dengan modal investasi yang berjumlah besar, maka pemilihan lokasi tersebut akan besar pengaruhnya bagi keberhasilan dan kesinambungan usaha. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi ialah ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan prasarana dan saran fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan ketersediaan intensif wilayah.
Ketersediaan tenaga kerja mencakup jumlah, spesifikasi dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan, serta tingkat upah regional dan peraturan-peraturan daerah mengenai ketenagakerjaan. Jumlah tenaga keja yang ada di suatu wilayah menjadi pertimbangan akan kecukupan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi, terutama berkaitan dengan tenaga kerja buruh atau tenaga kerja harian. Kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan. Spesifikasi dan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin aagar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Tingkat upah regional dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan di daerah tersebut juga harus menjadi pertimbangan. Tingkat upah regional sangat berpengaruh kepada biaya tenga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Peraturan-peraturan ketenagakerjaan juga berpengaruh kepada kewajiban-kewajiban perusahaan dalam kaitannya dengan pemanfaatan tenaga kerja.
Ketersediaan prasarana dan sarana fisik penunjang, seperti transportasi dan perhubungan, komunikasi, penerangan, serta pengairan atau sumber air, sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam keputusan-keputusan lokasi tersebut. Sifat-sifat dan karakteristik produk-produk pertanian dan perlengkapannya, input-input dan saran produksinya yang kamba (voluminous) menyebabkan ketersediaan prasarana dan sarana fisik tersebut menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Produk pertanian yang umumnya tidak tahan lama memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepat menuju ke lokasi konsumen. Begitu juga keberadaan alat telekomunikasi akan menjadi penting untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.
Pertimbangan lainnya ialah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi produksi dekat dengan lokasi pemasaran, terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahan lama, seperti produk hortikulutra. Walupun demikian, pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas dengan teknologi daya tahan produk dapat diperpanjang dan jarak relative dapat diperpendek dengan alat-alat pengangkutan yang cepat.
Selanjutnya, insentif wilayah juga merupakan faktor pertimbangan dalam menetapkan keputusan lokasi produksi. Insentif wilayah sangat terkait dengan kebijakan pemerintah daerah yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan operasi produksi tersebut. Kebijakan pajak, kebijakan dan peraturan tenaga kerja, kebijakan investasi, budaya pelayanan public, dan efktivitas pelayanan public (debirokrasi), dan lain-lain merupakan insentif wilayah yang memiliki daya tarik bagi investor untuk berusaha di daerah tersebut.

Pemilihan Komoditas dan Skala Usaha Pertanian dalam Manajemen Produksi Pertanian

1. Pemilihan komoditas Pertanian
Pemilihan komoditas yang akan diusahakan memegang peranan penting dalam keberhasilan usaha produksi pertanian. Komoditas yang bernilai ekonomis tinggi akan menjadi prioritas utama, tetapi perlu dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemasarannya. Sebab, mungkin terjadi komoditas tersebut ekonomis dalam produksi, tetapi tidak tepat untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yang akan dituju. Komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya atau varietasnya sesuai dengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang direncanakan.
2. Skala Usaha Pertanian
Skala usaha terkait dengan ketersediaan input dan pasar. Skala usaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan. Begitu juga ketersediaan input, seperti modal, tenaga, bibit, peralatan, serta fasilitas produksi dan operasi lainnya harus diperhitungkan. Skala usaha yang besar, secara teoritis, akan dapat menghasilkan economics of scale yang tinggi. Namun, kenyataannya di lapangan sering kali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian yang khas. Oleh karena itu, dalam merencanakan usaha produksi pertanian,maka keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.
Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga menyebabkan skala usaha kecil di bidang agribisnis kebanyakan dapat mencapai skala ekonomis. Pada umumnya, tanaman hortikultura dapat diusahakan dalam skala yang kecil dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Akan tetapi, komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, teh, kina, karet, tebu, dan lain-lain, akan sangat tidak efisien jika diusahakan dalam skala yang kecil. Dengan demikian, untuk memberdayakan usaha tani kecil pada komoditas tersebbut, maka dibentuk pola-pola kemitraan, seperti perkebunan inti rakyat (PIR).

Manajemen Produksi Agribisnis

Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangakt prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis (produk usaha pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan hasil olahan produk-produk tersebut). Berdasarkan hal tersebut, maka manajemen agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi agribisnis, mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga evaluasi proses produksi.
Manajemen produksi memiliki dampak menyeluruh dan terkait dengan berbagai fungsi , seperti fungsi personalia, keuangan, penelitian dan pengembangan, pengadaan dan penyimpanan, dan lain-lain. Artinya, segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi memiliki dampak terhadap fungsi-fungsi lainnya, bahkan memiliki dampak menyeluruh terhadap perusahaan. Misalnya, suatu rencana peningkatan produksi sampai 10% akan memiliki dampak terhadap fungsi manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen teknologi, manajemen pengadaan, manajemen persediaan, manajemen penyimpanan, dan lain-lain.
Manajemen produksi, terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran atau volume, dan tata letak fasilitas, pembelian, persediaan, dan penjadwalan seerta mutu produk, akan menjadi perhatian khusus dari para manajer produksi. Walaupun keputusan-keputusan mengenai hal tersebut secara fungsional dapat berada di luar tanggung jawab manajeer produksi, seperti fungsi pengadaan, persediaan, dan penyimpanan, tetapi harus diperhatikan oleh manajer produksi dalam rangka menjamin berlangsungnya proses produksi sesuai dengan yang direncakan.

Manajemen Produksi Agribisnis



Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangakt prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis (produk usaha pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan hasil olahan produk-produk tersebut). Berdasarkan hal tersebut, maka manajemen agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi agribisnis, mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga evaluasi proses produksi.
Manajemen produksi memiliki dampak menyeluruh dan terkait dengan berbagai fungsi , seperti fungsi personalia, keuangan, penelitian dan pengembangan, pengadaan dan penyimpanan, dan lain-lain. Artinya, segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi memiliki dampak terhadap fungsi-fungsi lainnya, bahkan memiliki dampak menyeluruh terhadap perusahaan. Misalnya, suatu rencana peningkatan produksi sampai 10% akan memiliki dampak terhadap fungsi manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen teknologi, manajemen pengadaan, manajemen persediaan, manajemen penyimpanan, dan lain-lain.
Manajemen produksi, terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran atau volume, dan tata letak fasilitas, pembelian, persediaan, dan penjadwalan seerta mutu produk, akan menjadi perhatian khusus dari para manajer produksi. Walaupun keputusan-keputusan mengenai hal tersebut secara fungsional dapat berada di luar tanggung jawab manajeer produksi, seperti fungsi pengadaan, persediaan, dan penyimpanan, tetapi harus diperhatikan oleh manajer produksi dalam rangka menjamin berlangsungnya proses produksi sesuai dengan yang direncakan.