1. Pemilihan komoditas Pertanian
Pemilihan komoditas yang akan diusahakan memegang peranan penting dalam keberhasilan usaha produksi pertanian. Komoditas yang bernilai ekonomis tinggi akan menjadi prioritas utama, tetapi perlu dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemasarannya. Sebab, mungkin terjadi komoditas tersebut ekonomis dalam produksi, tetapi tidak tepat untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yang akan dituju. Komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya atau varietasnya sesuai dengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang direncanakan.
2. Skala Usaha Pertanian
Skala usaha terkait dengan ketersediaan input dan pasar. Skala usaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan. Begitu juga ketersediaan input, seperti modal, tenaga, bibit, peralatan, serta fasilitas produksi dan operasi lainnya harus diperhitungkan. Skala usaha yang besar, secara teoritis, akan dapat menghasilkan economics of scale yang tinggi. Namun, kenyataannya di lapangan sering kali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian yang khas. Oleh karena itu, dalam merencanakan usaha produksi pertanian,maka keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.
Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga menyebabkan skala usaha kecil di bidang agribisnis kebanyakan dapat mencapai skala ekonomis. Pada umumnya, tanaman hortikultura dapat diusahakan dalam skala yang kecil dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Akan tetapi, komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, teh, kina, karet, tebu, dan lain-lain, akan sangat tidak efisien jika diusahakan dalam skala yang kecil. Dengan demikian, untuk memberdayakan usaha tani kecil pada komoditas tersebbut, maka dibentuk pola-pola kemitraan, seperti perkebunan inti rakyat (PIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar